Rabu, 18 Mei 2016

UTS Filsafat Bahasa

1.      Bahasa dan filsafat adalah dua entitas yang berbeda, tetapi memiliki keterkaitan. Jelaskan keterkaitan antara bahasa dan filsafat!
Bahasa dan filsafat seperti berjalan berpapasan mengikuti arus sesuai dengan peralihan dari siang ke petang, dari hari kemarin ke hari esok. Seseorang akan mampu berfilsafat jika bahasa itu ada. Begitu juga dengan adanya bahasa, seseorang itu akan berbahasa sesuai dengan hasil penalaran, proses kerja otak dan menhasilkan pengetahuan yang diolah melalui filsafat. Jadi bahasa dan filsafat merupakan dua sejoli yang tidak terpisahkan.
Plato mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Objek kajian filsafat untuk dicari kebenarannya adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada di sekitar manusia. Segala sesuatu yang ada berarti segala yang dapat diamati secara empiris. Disiplin bahasa juga mencari kebenaran berdaarkan data atau fakta empiris karena data empirislah yang menjadi dasar untuk menyatakam kebenaran ilmiah setelah melalui penelitian dengan menggunakan metode tertentu.
Jadi untuk mencari kebenarannya, bahasa sangat bersandar pada data empiris. Sedangkan filsafat yang juga berupaya mencari hakikat bahasa yang seluas-luasnya berdasarkan pada pemikiran filsafati. Karena filsafat berupaya untuk memahami hakikat bahasa sedalam-dalamnya, maka apa yang dibicarakan bahasa juga termasuk dalam pembicaraan filsafat.

2.      Jelaskan bahasa sebagai sistem tanda!
Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari ikon, simbol, dan indeks. Ikon merupakan tanda yang terjadi karena adanya kemiripan, misalnya foto dan patung. Simbol yaitu tanda yang muncul karena adanya kesepakatan. Sedangkan ikon merupakan tanda yang terjadi karena ada sebab akibat, misalnya mendung yang menjadi tanda bahwa akan turun hujan.
Menurut de Saussure, setiap tanda bahasa dibangun oleh dua buah komponen, yaitu (1) komponen signifiant, yang mengartikan, yang menandai atau penanda, yang berwujud bunyi atau runtunan bunyi bahasa; dan (2) komponen signifie, yang diartikan, yang ditandai atau petanda, yang berupa konsep yang terkandung di dalam signifiant itu. Jadi tanda bahasa atau sign linguistique berupa bunyi atau runtunan bunyi bahasa beserta konsep makna yang ada di dalamnya.

3.      Amati fenomena bahasa di sekitarmu lalu hubungkan dengan konsep kelemahan dan kelebihan bahasa!

Fenomena bahasa yang saya ambil terkait dengan peraturan yang ada di masyarakat umumnya. Saya mengambil contoh kalimat “MOHON MA’AF TIDAK PARKIR MOTOR DI SEPANJANG TROTOAR INI MENGHALANGI !!!”
Jika dilihat dari kelebihan bahasa, kalimat ini merupakan kalimat persuasif yang mengajak pengguna kendaraan berotor untuk tidak parkir sembarang di trotoar agar tidak menghalangi para pejalan kaki, tetapi jika dilihat segi keterbatasan bahasa, kalimat ini memiliki kelemahan. Tidak adanya tanda baca sebagai penjeda antarkata, membuat kalimat ini menjadi ambigu. Jika diteliti lagi, saat mebaca bagian “TIDAK PARKIR MOTOR DI SEPANJANG TROTOAR INI MENGHALANGI”, kita akan berpikiran bahwa harus memarkir motor di sepanjang trotoar. Apabila tidak memarkir motor di sepanjang trotoar, akan menghalangi. Alangkah lebih baiknya jika kata tersebut diganti menjadi “DILARANG PARKIR MOTOR DI SEPANJANG TROTOAR INI!”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar