Minggu, 27 Agustus 2017

"A Street Cat Named Bob" Indonesian Review: Sukses Bikin Nangis

Kali ini, untuk pertama kalinya, saya memberi ulasan (review) saya mengenai film yang sukses banget bikin saya banjir air mata, yaitu “A Street Cat Named Bob”.
Untuk kalian pecinta kucing pasti gemes banget dong liat kucing kaya gimana pun apalagi pas liat kucing di jalan kelaperan, rasanya hati terenyuh (kalo saya langsung inget Milo, kucing peliharaan saya) dan langsung kasih makan. Inget loh, sebagai muslim, kita diwajibkan memberi makan kucing yang dating ke kita saat kita makan. Walaupun kalian bukan pecinta kucing, usahain aja kalian berbaik hati sama kucing yang dating pas lagi makan itu. Jangan langsung ngejerit ya, kasian kucingnya nggak salah apa-apa diteriakin
Sebelum review film, saya mau berbagi pengalaman saya dulu nih dari orang yang benci banget dan takut banget sama kucing jadi pecinta kucing banget banget…..
Jadi dulu itu saya takut setengah mati sama kucing karena waktu lagi tiduran sambal nonton TV di rumah, ada kucing masuk ke rumah dan naik ke atas badan saya. Pas nengok, tu kucing mukanya tanpa rasa bersalah banget dan saya langsung shock! Setelah itu jadi takut banget sama kucing sampe pernah nangis gara-gara dijijilin (u know ‘dijijilin gmn ya) kucing waktu SMP. Ngakak banget sih kalo inget-inget itu.
Pas SMA, main ke rumah temen yang punya kucing lucu banget. Mau gendong-gendong tapi takut. Nah jadilah saya suka kucing. Ini baru suka loh ya belum berani deket-deket. Karena seringnya main, jadi nyoba buat deket trus ngelus-ngelus and finally berani!
Waktu itu ada temen yang bilang dia dikasih 2 anak kucing tapi orang rumahnya nggak ngebolehin dia melihara kucing, jadilah dia nyari adopter baru buat kucing itu. Kebetulan temen saya ada yang mau melihara kucingnya tapi dia maunya satu aja. Akhirnya saya ditawarin dan mau. Karena belum berpengalaman banget ngurus kucing (jgnkan ngurus, gendong aja nggak bisa), saya browsing semuanya, mulai dari cara gendong yang baik, makanan, kuku, buang air, dll. Berkat browsing itulah saya jadi ngerti semua. Terima kasih om gugel:’)
Cerita pengalamannya sampe situ dulu deh ya kalo mau tau lebih banyak, tanya aja hehe dan sekarang saya masih punya satu kucing namanya Milo. Umurnya sekarang (bulan Agustus) 1 tahun 5 bulan and I love him so much.
My handsome boy, Milo.

Nah sekarang review film…..
Film ini berdasarkan kisah nyata loh. Jadi ini mengisahkan tentang seorang pecandu yang berusaha buat sembuh, namanya James. Dia ini seorang pengamen jalanan yang juga korban broken home. Jadi itulah sebabnya kenapa dia jadi pecandu dan pengamen. Dokter yang bantu dia untuk sembuh, Val, ngasih dia tempat tinggal supaya dia nggak di jalanan lagi. Suatu hari pas dia lagi mandi, tiba-tiba ada kucing jalanan yang masuk ke rumahnya dan makan serealnya. James baik banget ngasih sereal dan susunya untuk si kucing dan dia ngebiarin si kucing untuk tinggal semalam di rumahnya karena dia pikir si kucing ada pemiliknya.
Besoknya James coba cari pemilik kucing oranye itu tapi nggak ada yang ngaku, akhirnya dia lepas karena dia harus ngamen. Pas pulang, James liat kucing itu lagi dan ada luka parah di badannya (asli ini langsung mewek). James minta tolong sama tetangganya, Betty, dan dia disuruh ke dokter hewan gratis kenalannya Betty. Betty juga yang ngasih nama kucing itu Bob. Akhirnya Bob dirawat dan dipelihara James.
Bob ikut kemanapun James pergi sampe ngamen pun dia ikut. Kucing pintar ini selalu naik ke pundak James, jadi pas James ngamen langsung banyak orang yang tertarik. Ini bikin terharu banget.
Satu tragedi bikin James dilarang ngamen, akhirnya dia jadi tukang koran dan tetap bawa his cute cat, Bob. Itu yang bikin korannya James laku sampe ada yang ngeliput James dan Bob juga. Suatu ketika pas James lagi jualan, ada orang bawa 2 anjing besar. Bob takut dan langsung lari. James ngejar tapi nggak ketemu sampe 2 hari. Ini saya nangis nggak berenti. Finally Bob balik lagi ke rumah James. Makin kejerlah saya
James merasa sudah saatnya dia bersih dari segalanya. Akhirnya dia putusin buat penyembuhan total dan beberapa hari nggak keluar rumah. Dia yakin bisa karena dia punya Bob. Saat dia lagi sakau, dia lihat Bob dan dia yakin kalau dia kuat. Dan setelah beberapa hari itu, James benar-benar sembuh. Setelah itu, James diminta menuliskan kisahnya dengan Bob hingga dijadikan sebuah buku.
Judul buku aslinya itu “A Street Cat Named Bob: And How He Saved My Life” terbit tahun 2012 dan langsung jadi buku terlaris, sedangkan kalau filmnya yang disutradarai oleh Roger Spottiswoode berjudul “A Street Cat Named Bob: Sometimes It Takes Nine Lives To Save One”. Di film ini, James diperankan oleh Luke Treadaway dan Bob oleh Bob sendiri. Jadi disini kalian bisa lihat betapa pintarnya Bob. Luke sendiri memerankan tokoh James dengan penuh keseriusan. Saat Bob hilang, dia sangat terlihat sedih, kehilangan, and like lost himself too.

A Street Cat Named Bob: And How He Saved My Life
A Street Cat Named Bob: Sometimes It Takes Nine Live To Save One

James and Bob are so cute

Sepintar ituloh Bob

Bob masih menaiki pundak James kemana-mana
  
Bob, James, Luke Treadaway, Ruta Gedmintas (Betty) 

Film ini dirilis tahun 2016 tapi saya rasa film ini nggak masuk ke bioskop tanah air ya karena nggak booming gitu, atau mungkin saya kurang tahu hehe… Untuk rating, saya pribadi memberi 10 karena film ini emang bagusssss bangeeetttt dan sangat saya rekomendasikan untuk seluruh pecinta kucing di dunia. Bukunya aja International Best Seller dan filmnya sangat sukses membuat saya nangisssss walaupun filmnya sudah selesai.

Rabu, 30 November 2016

KEMENANGAN TIM RUGBY UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Jika mendengar kata “Rugby”, apakah yang ada di dalam pikiran Anda? Bola lonjong, permainan ekstrem, pelari kencang? Atau bahkan ada yang tidak tahu rugby?

Rugby merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat keras dan dapat terbilang ekstrem. Rugby atau permainan bola lonjong ini penuh dengan taktik-taktik berbahaya yang dapat membuat anggota tubuh cedera, babak belur, hingga tulang patah. Untuk mengurangi cedera-cedera yang mungkin akan datang, diperlukan latihan yang keras dan sungguh-sungguh agar otot kuat.

Olahraga ini sangat populer di negara Australia, Kanada, Afrika Selatan, beberapa negara Eropa, Jepang serta negara Oceania seperti New Zealand, Samoa dll. Mengapa Indonesia tidak? Di Indonesia memang ada rugby, tapi belum terlalu populer seperti sepak bola.

Meski ini merupakan olahraga yang berbahaya, di negara-negara yang populer dengan rugby, tidak hanya pria yang dapat memainkan olahraga ini, wanita pun bisa. Tidak terkecuali di Indonesia. Kini, di negara kita tercinta sudah banyak tim-tim olahraga rugby, salah satunya di Universitas Negeri Jakarta. Universitas ini memiliki tim rugby yang terdiri atas tim putra dan tim putri.

Apakah di benak Anda sudah terbayang seperti apa permainan rugby? Ya, cara bermain rugby negara lain yang saya lihat di televisi, benar-benar ekstrem. Mereka melempar bola dengan tenaga penuh menuju teman satu tim, lalu yang mendapat bola nantinya akan dikejar oleh tim lawan. Jika ia tak punya kecepatan dalam berlari, ia akan tertangkap dan langsung ditindih oleh tim lawan.

Tekniknya tidak jauh beda dengan yang ada di Indonesia, khususnya tim dari Universitas Negeri Jakarta. Dalam final Kejuaraan Nasional Rugby antar Perguruan Tinggi ke-3 2016 yang diadakan pada tanggal 19 November 2016 lalu, UNJ menjadi tuan rumah. Permainan mereka pun tak jauh beda dengan cara bermain tingkat internasional. Tak heran jika akhirnya tim putra dan putri UNJ memenangkan permainan tersebut.


Rugby Universitas Negeri Jakarta
Saat final Kejuaraan Nasional Rugby antar Perguruan Tinggi ke-3 2016, tim rugby UNJ menurunkan dua tim putra dan satu tim putri. Meski pelatih tim putra dan tim putri berbeda, teknik yang mereka lakukan tetap sama. Kekuatan, kecepatan, dan sportivitas sangat mereka junjung tinggi.

Pertandingan yang dilaksanakan di Kampus B, UNJ ini, dihadiri oleh beberapa tim universitas lain yang masuk ke babak final, yaitu Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Pembangunan Jaya (UPJ), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Kristen Indonesia (UKI), dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Interstudi.

Selain UNJ, UNY juga menurunkan dua tim putra. Sedangkan tim putri masing-masing perguruan tinggi hanya menurunkan satu tim. Tim putri yang melanjutkan ke babak final hanya tim dari UNJ, UNY, dan UKI.

Dua tim putra UNJ melawan tim putra dari UPJ, UPI, UKI, STIKOM Interstudi, dan dua tim putra UNY. Sedangkan tim putri UNJ bertanding melawan tim putri UNY dan UKI.

Tim putra UNJ sudah yakin kalau salah satu timnya akan memenangkan kejuaraan ini, mengingat lawan mereka tidak mudah dikalahkan dan tidak hanya satu tim. Sama seperti tim putri UNJ, meski lawan mereka hanya dua tim, tapi itu tidak mudah untuk mereka. Strategi yang dilakukan pun bukan strategi yang sangat terencana.

“Kalau tim putra saya kurang tahu strategi khusus apa yang mereka gunakan karena tim putra dan putri berbeda pelatihnya. Kalau tim putri sendiri tidak ada strategi khusus, kami hanya melihat cara permainan mereka. Beruntung kami saat pertandingan ada di urutan belakang, jadi kami dapat membaca permainan tim lawan,” jawab Alva, salah satu anggota tim putri rugby UNJ, saat ditanyai tentang strategi yang mereka gunakan.

Memang, saat pertandingan berlangsung, baik tim putra maupun tim putri UNJ tidak sibuk dengan urusan masing-masing. Mereka mengamati permainan lawan dengan seksama. Sesekali mereka berdiskusi tentang apa yang dilihat untuk menyusun strategi.

“saat tim putri UNY sedang bertanding melawan tim putri UKI, kami mengamati agar tahu cara yang tepat untuk memenangkan pertandingan melawan mereka. Seperti tim putri UKI misalnya, mereka sangat kuat tapi masih ragu-ragu dan kurang dalam kecepatan berlari. Jadi kami mengambil kesempatan untuk menurunkan anggota yang punya power kuat dan berbadan besar agar dapat menyeimbangkan kekuatan mereka. Sedangkan tim putri UNY memiliki strategi permainan yang rapat sehingga tidak memberi celah pada lawan dan kecepatan mereka dalam berlari patut diakui kebenarannya. Jadi tim kami menurunkan anggota yang berbadan kecil dan dapat berlari cepat agar dapat menembus permainan mereka yang cenderung rapat,” lanjut Alva.


Kemenangan Tim Universitas Negeri Jakarta
Dengan menggunakan strategi tersebut, dapat diakui tim dari UNJ memang terlihat kuat. Pelatih tim juga yakin dengan memakai strategi seperti itu, mereka dapat memenangkan permainan.

Dalam pertandingan, tim-tim dari UNJ maupun universitas lain memang tidak secepat dan sekuat tim internasional yang saya lihat di televisi. Tapi saya sangat kagum dengan pemain rugby di kejuaraan tersebut yang memiliki kekuatan dan kecepatan berlari serta sportivitas yang tinggi. Mereka tidak khawatir dengan kondisi mereka nantinya.

Keyakinan juga ada pada tim UNJ. Mereka tidak memikirkan bagaimana keadaan mereka setelah bertanding karena persiapan mereka sudah dapat dikatakan sangat cukup. Akhirnya UNJ menjadi pemenang dalam kejuaraan tersebut.

Kemenangan yang diraih tim rugby UNJ antara lain:
1.      Juara 1 posisi winner cup putri
2.      Juara 1 posisi winner cup puttra
3.      Juara 3 posisi winner bowl putra

Tim rugby UNJ berharap semoga ini bukan kemenangan terakhir mereka raih. Mereka akan terus berlatih hingga dapat menjadi tim rugby yang ditakutkan tim lawan manapun sehingga dapat mengharumkan nama Universitas Negeri Jakarta dan menjadi tim internasional.

Rabu, 18 Mei 2016

UTS Filsafat Bahasa

1.      Bahasa dan filsafat adalah dua entitas yang berbeda, tetapi memiliki keterkaitan. Jelaskan keterkaitan antara bahasa dan filsafat!
Bahasa dan filsafat seperti berjalan berpapasan mengikuti arus sesuai dengan peralihan dari siang ke petang, dari hari kemarin ke hari esok. Seseorang akan mampu berfilsafat jika bahasa itu ada. Begitu juga dengan adanya bahasa, seseorang itu akan berbahasa sesuai dengan hasil penalaran, proses kerja otak dan menhasilkan pengetahuan yang diolah melalui filsafat. Jadi bahasa dan filsafat merupakan dua sejoli yang tidak terpisahkan.
Plato mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Objek kajian filsafat untuk dicari kebenarannya adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada di sekitar manusia. Segala sesuatu yang ada berarti segala yang dapat diamati secara empiris. Disiplin bahasa juga mencari kebenaran berdaarkan data atau fakta empiris karena data empirislah yang menjadi dasar untuk menyatakam kebenaran ilmiah setelah melalui penelitian dengan menggunakan metode tertentu.
Jadi untuk mencari kebenarannya, bahasa sangat bersandar pada data empiris. Sedangkan filsafat yang juga berupaya mencari hakikat bahasa yang seluas-luasnya berdasarkan pada pemikiran filsafati. Karena filsafat berupaya untuk memahami hakikat bahasa sedalam-dalamnya, maka apa yang dibicarakan bahasa juga termasuk dalam pembicaraan filsafat.

2.      Jelaskan bahasa sebagai sistem tanda!
Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari ikon, simbol, dan indeks. Ikon merupakan tanda yang terjadi karena adanya kemiripan, misalnya foto dan patung. Simbol yaitu tanda yang muncul karena adanya kesepakatan. Sedangkan ikon merupakan tanda yang terjadi karena ada sebab akibat, misalnya mendung yang menjadi tanda bahwa akan turun hujan.
Menurut de Saussure, setiap tanda bahasa dibangun oleh dua buah komponen, yaitu (1) komponen signifiant, yang mengartikan, yang menandai atau penanda, yang berwujud bunyi atau runtunan bunyi bahasa; dan (2) komponen signifie, yang diartikan, yang ditandai atau petanda, yang berupa konsep yang terkandung di dalam signifiant itu. Jadi tanda bahasa atau sign linguistique berupa bunyi atau runtunan bunyi bahasa beserta konsep makna yang ada di dalamnya.

3.      Amati fenomena bahasa di sekitarmu lalu hubungkan dengan konsep kelemahan dan kelebihan bahasa!

Fenomena bahasa yang saya ambil terkait dengan peraturan yang ada di masyarakat umumnya. Saya mengambil contoh kalimat “MOHON MA’AF TIDAK PARKIR MOTOR DI SEPANJANG TROTOAR INI MENGHALANGI !!!”
Jika dilihat dari kelebihan bahasa, kalimat ini merupakan kalimat persuasif yang mengajak pengguna kendaraan berotor untuk tidak parkir sembarang di trotoar agar tidak menghalangi para pejalan kaki, tetapi jika dilihat segi keterbatasan bahasa, kalimat ini memiliki kelemahan. Tidak adanya tanda baca sebagai penjeda antarkata, membuat kalimat ini menjadi ambigu. Jika diteliti lagi, saat mebaca bagian “TIDAK PARKIR MOTOR DI SEPANJANG TROTOAR INI MENGHALANGI”, kita akan berpikiran bahwa harus memarkir motor di sepanjang trotoar. Apabila tidak memarkir motor di sepanjang trotoar, akan menghalangi. Alangkah lebih baiknya jika kata tersebut diganti menjadi “DILARANG PARKIR MOTOR DI SEPANJANG TROTOAR INI!”.

Minggu, 30 Agustus 2015

KENYAMANAN

Dalam kehidupan, terlalu banyak sifat orang-orang yang (mungkin) berbeda. Dari perbedaan itulah kita harus lebih bisa menyesuaikannya satu sama lain. Tidak hanya sifat, perbedaan seseorang dengan orang lainnya juga dapat terlihat dari banyak hal, misalnya umur, agama, suku, warna kulit, warna rambut, dan masih banyak lagi. Harusnya kita bersyukur dengan perbedaan yang ada. Bayangkan jika kita hanya berhadapan dengan orang-orang yang mempunya sifat yang sama dengan kita, akan berantakan bukan? Tak ada yang dapat meredam amarah karena semua pemarah, tak ada yang mau mengalah karena semua egois. Ya, itulah kehidupan. Semua butuh perbedaan.
Kenyamanan. Kita semua butuh rasa nyaman. Tidak hanya terhadap lingkungan, kita harus mendapatkan kenyamanan yang kita inginkan juga dari orang-orang terdekat. Jika teman sekelas kita ada yang mempunyai kebiasaan aneh, apa dia akan dijadikan sebagai teman dekat? Tentu tidak, karena dia tidak membuat kita nyaman, meski pun kita dari suku yang sama, agama, umur, bahkan warna kulit pun sama. Kenyamanan seseorang tidak dapat terukur dari berbagai hal yang sama, begitu juga dengan pasangan hidup.
Mendapatkan pasangan yang membuat kita nyaman itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Selama hidup, kita tentu sudah bertemu dengan ratusan, bahkan ribuan orang, tapi hanya beberapa di antara mereka yang membuat kita nyaman. Kata ‘nyaman’ pun tak selalu diartikan untuk pasangan. Itu juga dapat diartikan untuk teman dan sahabat. Ada kalanya kita merasa beberapa orang lebih nyaman dijadikan teman biasa, beberapa sebagai sahabat, tetapi hanya satu yang membuat kita lebih nyaman untuk dijadikan pasangan.
Indonesia, negeri yang memiliki ratusan suku dan mengikat banyak aturan. Aturan-aturan itulah yang sering memecahkan kenyamanan seseorang pada orang lainnya. Perbedaan itu memang indah, tapi tak selamanya yang indah itu disetujui. Ya, katakanlah perbedaan agama. Sepasang kekasih yang sudah saling nyaman satu sama lain harus terpisah karena perbedaan agama. Tapi tidak sedikit juga dari mereka yang merasakan perbedaan itu harus bertahan memperjuangkan apa yang mereka inginkan. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya hidup bersama dalam sebuah perbedaan. Perbedaan yang mungkin dapat dikatakan sebagai masalah terbesar, tapi sekali lagi, itulah kenyamanan. Rasa nyaman yang mengubah segalanya. Rasa nyaman yang membutakan diri seseorang, sehingga tak lagi dilihatnya sebuah perbedaan.
Tidak hanya agama, perbedaan pada sepasang kekasih masih sangat banyak, misalnya perbedaan suku. Tak jarang ada orang tua yang melarang anaknya berhubungan dengan orang lain karena sukunya berbeda. Orang tua terkadang masih percaya dengan apa yang dikatakan orang-orang zaman dahulu. “Si A tidak boleh berhubungan dengan si B karena suku B memiliki sikap keras kepala” atau “si A tidak akan pernah menjalin dengan hubungan dengan si B karena suku B termasuk orang-orang pelit”. Masih banyak lagi. Banyak. Kita memang paling tidak suka apabila orang tua ikut campur dalam hubungan yang kita jalani terutama menyangkut suku. Tapi tidak sedikit pula yang berhasil meluluhkan hati orang tua sehingga perbedaan suku ini berada dalam satu atap hingga maut memisahkan. Itulah kekuatan dari kenyamanan. Kenyamanan dapat meruntuhkan segala dinding tebal yang menghalangi.
Perbedaan umur dan latar belakang keluarga masih sama halnya dengan di atas tadi. Jika bersungguh-sungguh, semua akan terkalahkan oleh rasa nyaman. Rasa nyaman akan memudarkan semua perbedaan itu. Lalu bagaimana dengan perbedaan kebiasaan tapi merasakan kenyamanan satu sama lain?
Perbedaan kebiasaan tapi merasakan kenyamanan. Itu memang banyak terjadi atau jarang terdengar jadi terlihat jarang terjadi. Perbedaan kebiasaan yang dimaksud disini misalnya seseorang yang dapat dikatakan pintar, rajin belajar, rajin beribadah, dan rajin segalanya bertemu dengan seseorang yang pemalas, jarang beribadah, jarang belajar, kebiasaan yang dilakukan hanya berman dan juga berbelanja. Di balik perbedaan itu, mereka menemukan rasa nyaman kepada satu sama lain, walau pun rasa nyaman itu tidak pernah mengubah kebiasaan buruk menjadi baik dan kebiasaan yang kaku menjadi seperti biasa. Karena tak ada kebiasaan yang dapat diubah, terkadang terlintas dalam pikiran, “haruskah saya pergi karena dia tak baik untuk saya?” atau, “haruskah saya pergi karena dia terlalu baik untuk saya?”
Tentu tak jarang bukan perbedaan seperti itu? Tapi itulah kekuatan dari rasa nyaman. Walau pun tak dapat mengubah apa pun, karena sudah saling nyaman, sangat sulit untuk melepaskan. Sekali pun berpisah, pasti merasa ada yang kurang dari apa yang sedang dijalaninya itu. Bukan kehilangan pasangan, itu adalah perasaan kehilangan rasa nyaman yang sudah didapatkan sejak lama. Memang tak mudah jika harus kehilangan yang telah didapat, karena harus mulai dari nol. Kosong tanpa isi, mencari dan menunggu, dan sekali lagi, rasa nyaman itu tak mungkin didapatkan dengan mudah, seperti membalikkan telapak tangan.

Selasa, 11 Agustus 2015

JIKA....




Jika kamu bukan seseorang itu, lalu mengapa jiwaku merasa senang hari ini?
Jika kamu bukan seseorang itu, lalu mengapa tanganku begitu pas dengan tanganmu?
Jika kamu bukan milikku, lalu mengapa hatimu menjawab panggilanku?
Jika kamu bukan milikku, apakah aku memiliki kekuatan untuk berdiri?
****
Hai, akhirnya kita bertemu lagi setelah dijauhkan oleh waktu yang cukup lama. Aku mengajakmu ke tempat ini hanya untuk melepaskan rasa rindu yang telah lama aku pendam. Tanpa kabar dan gurauan. Aku tahu ini salahku yang telah memilih untuk merantau demi pendidikan yang aku ingin. Ya, ini salahku.
“Randi,” suara itu kembali menggema di telingaku setelah enam bulan aku tak mendengarnya lagi. Aku masih tak menyangka kamu masih mau untuk menyebut namaku, bahkan bertemu denganku. Tak pernah sekali pun aku mendengar kamu rindu padaku, jadi dapat kusimpulkan kalau kamu sudah membenciku saat itu. Ya, saat itu yang berbeda dengan sekarang. Sekarang aku sudah kembali, dan aku sangat rindu padamu, Bia.
Hari ini aku ingin menghabiskan waktuku hanya berdua denganmu, tak ada yang lain. Aku memang tak melihat rona bahagia atau pun kecewa di wajahmu, tapi aku senang karena kamu mengiyakan ajakanku. Aku ingin menebus semua rasa bersalahku karena telah meninggalkanmu tanpa kabar.
Di taman ini, aku ingin melihat senyummu. Senyum yang tak dapat ku lihat selama enam bulan lalu. Dan aku ingin senyuman itu karena aku. Ya, hanya untukku. Aku tahu, aku bukan siapa-siapa untukmu. Mungkin kamu hanya menganggapku teman biasa, tapi tak apa. Sudah sejak duduk di bangku SMP kita kenal dan memang dekat sudah cukup lama, tapi aku takut untuk mengungkapkan semua ini. Aku tahu ada seseorang dari masa lalumu yang masih dekat denganmu. Mungkin kamu masih punya perasaan yang sama. Sama seperti dulu sebelum kalian memutuskan untuk berpisah.
Bangku taman berwarna cokelat ini menjadi saksi. Kamu mengajakku duduk untuk melihat tanaman di sekitar taman. Aku tahu kamu sangat menyukai tanaman, bunga, dan kupu-kupu. Senyuman itu kini kembali hadir di depan mataku. Terima kasih, Tuhan, senyuman itu datang kembali karenaku. Cuaca hari ini yang sangat cerah, membuatku ingin lebih lama disini tanpa harus melihat gelapnya malam. Aku benar-benar tak ingin berpisah darimu, Bia.
Kamu sangat suka dengan anak kecil, aku tahu itu. Jadi saat kamu meminta izin untuk menghampiri anak perempuan yang mungkin baru bisa berjalan itu, aku tentu mengizinkannya.
“Lihat deh, Ran, lucu banget itu anaknya. Aku kesana, ya? Aku mau ajak main, boleh ya?”
“Iya, Bi, kesana aja.”
Sementara kamu bermain dengan anak itu, aku membeli minuman yang tentu saja kesukaanmu. Aku juga membelikan permen lollipop kesukaanmu. Tak perlu heran, aku memang tahu semua kesukaanmu tanpa harus bertanya apakah kamu tahu kesukaanku. Mungkin tahu, walau pun tak banyak. Kamu pernah membuatkan makanan dan minuman kesukaanku. Menurutku itu sudah sangat cukup. Jiwa ini telah merasakan kebahagiaan.
****
Aku tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan
Namun ku tahu kamu ada disini bersamaku
Kita akan melewati ini
Dan aku berharap kamulah seseorang yang akan berbagi hidup dengaku
****
Rasanya ingin sekali aku meminta maaf dan mengungkapkan semuanya padamu saat ini juga, tapi aku harus sadar, aku bukan siapa-siapa di matamu. Tapi jika bukan, mengapa seakan-akan kamu menjawab panggilan hatiku ini? Aku ingin meminta maaf karena telah hilang kabar selama enam bulan. Sebenarnya saat itu aku sangat berharap jika kamu yang menanyakan kabarku terlebih dahulu. Tapi sekarang aku sadar, kamu adalah seorang wanita. Seorang wanita baik yang tak mungkin untuk memulai. Aku sangat mengerti sekarang, karena jika kamu memulai, kamu takut jika tak ditanggapi. Mungkin itu alasannya.
Sekarang aku baru mengerti semua setelah aku menceritakan ini pada teman wanitaku disana, Zena. Dialah orang yang membuatku sadar bahwa ada perbedaan antara wanita dan pria dalam hal percintaan. Tapi aku ragu, apakah kamu benar-benar tidak marah padaku? Kamu tidak bertanya kemana saja aku selama ini sehingga tak ada kabar. Kamu hanya menanyakan bagaimana pendidikanku disana. Tapi aku senang, karena artinya kamu masih peduli dengan pendidikanku.
Kamu seorang wanita yang cerdas, sementara aku hanya pria pemalas. Terkadang aku suka berpikir apakah aku pantas menjadi pendampingmu? Aku selalu ingat ceritamu tentang mantan kekasihmu yang dapat diumpamakan hampir sempurna. Sedangkan aku? Ah, tapi aku selalu senang dapat membuatmu tersenyum dan tertawa setiap hari, tidak seperti dia yang hanya bisa membuatmu menangis. Namun, kita takkan pernah tahu apa yang terjadi di masa depan nanti.
****
Aku tak ingin berlari tapi aku tak kuat menahannya, aku tak mengerti
Jika aku tidak ditakdirkan untukmu,
lalu mengapa hatiku mengatakan bahwa akulah takdirmu?
Adakah cara lain agar aku tetap ada dalam dekapanmu?
****
Aku benar-benar tak mengerti dengan apa yang ku rasa saat ini. Seperti ada yang ingin berontak dalam hati. Jantungku berdegup sangat cepat saat aku menatap matamu. Jika aku mengatakan semuanya, apakah kamu dapat menerimaku? Menerimaku apa adanya. Menerimaku dengan begitu banyak kekurangan yang ada padaku. Sesungguhnya aku tak yakin dengan semua ini.
Bertahan. Aku tak dapat melakukan apa pun selain menahan perasaan ini. Ingin sekali rasanya aku menyampaikan semua mimpi-mimpiku selama ini. Kamu, Bia. Selalu kamu yang ada di mimpiku. Semua mimpi indah itu adalah kamu.
Setiap kali aku melihat wajahmu, aku tak pernah berhenti pula membayangkan betapa indahnya saat aku hidup denganmu nanti. Setiap kita tertawa bersama, selalu terbayang masa tua kita yang akan dipenuhi dengan canda dan tawa kita berdua. Aku memang tidak pandai, tidak rajin, dan banyak tidaknya, tetapi aku selalu mempunyai berbagai cara untuk membuatmu tertawa bersamaku, begitu pula kamu. Aku selalu merasa nyaman saat ada di dekatmu. Kamu berbeda. Kamu selalu bisa mengembalikan tawaku saat aku sedang marah. Dan itu yang selalu terbayang dalam pikiranku saat kita hidup bersama nanti. Jika takdir menemukan kita.
****
Jika aku tak membutuhkanmu, mengapa aku menangis di tempat tidurku?
Jika aku tak membutuhkanmu, mengapa namamu menggema di kepalaku?
Jika kamu bukan untukku, mengapa jarak ini meruntuhkan hidupku?
Jika kamu bukan untukku, mengapa aku memimpikanmu menjadi istriku?
****
Aku benci pada diriku sendiri. Betapa tidak? Selama enam bulan lalu, aku benar-benar membutuhkanmu. Tapi aku terlalu egois. Aku hanya dapat melihat beberapa foto dan video saat kita bersama yang tersimpan di ponselku. Aku sadar waktu itu aku bukan lelaki yang baik. Aku tak pernah mengerti apa dan bagaimana wanita. Saat aku melihat semua foto dan video dari ponselku, aku hanya dapat menitikkan air mata dan membasahi sarung bantalku. Aku sadar, aku terlalu bodoh.
Aku hanya berkata dalam hati bahwa aku merindukanmu. Hanya dapat menuliskan kata-kata rindu itu di buku catatanku. Aku terlalu bodoh. Aku yang membutuhkanmu, tapi aku pula yang menunggumu. Itu hal terbodoh yang pernah ku lakukan. Sekarang aku menyesal. Sangat-sangat menyesal.
Tak rumit, aku hanya ingin tahu bagaimana perasaanmu padaku selama ini. Aku ingin membuktikan bahwa mimpi-mimpiku selama ini adalah sebuah pertanda. Sebuah pertanda yang akan membawa kita ke masa depan. Dimana hanya ada kita. Kau dan aku. Bia dan Randi.
****
Aku tak tahu mengapa kamu terlalu jauh
Tapi aku tahu semua ini adalah benar
Kita akan melewati ini
Dan ku harap kamulah seseorang yang akan berbagi hidup denganku
Dan ku harap kamulah seseorang yang menemaniku hingga aku mati
Dan ku berdoa kamulah seseorang yang akan membangun rumah denganku
Aku harap aku mencintaimu selama hidupku
****
Kini aku hanya dapat berdoa semoga Tuhan memberikan yang terbaik untukku, juga untukmu. Aku memang selalu berharap kamu bisa jadi milikku, Bia, tapi aku sadar akan diriku yang seperti ini. Tapi aku ingin kamu yang menjadi takdirku. Takdir terindah untukku. Aku sadar aku sangat membutuhkanmu walau pun aku tak bisa mengungkapkan ini semua.
Aku tahu, semua orang memiliki kekurangan, begitu juga dengan kita, Bia. Aku janji, aku bisa menerima semua kekuranganmu. Aku akan tutup semua itu dengan kelebihan yang ku punya. Begitu juga denganmu. Kamu harus menutup kekuranganku dengan kelebihan yang kamu punya. Aku yakin sebenarnya kamu juga memiliki rasa yang sama denganku, Bia. Aku memang lelaki yang tak pernah mengerti wanita. Sangat sulit untukku menebak teka-teki darimu. Mungkin aku yang terlalu bodoh.
Senyummu membuat semua bunga di taman ini merasa malu karena telah tersaingi. Tawamu mengalahkan indahnya kicauan burung di langit yang indah hari ini. Matamu bersinar seperti air mancur yang berada di tengah taman ini. Entah sampai kapan aku hanya mengagumimu dalam diam. Haruskah aku bersikap dingin padamu agar aku tahu isi hatimu yang sebenarnya? Atau mungkin aku harus menjauh? Ah, sangat sulit.
****
Karena aku sangat merindukanmu, jiwa dan raga
Hingga aku hampir mati
Dan ku hirup dirimu ke dalam hatiku
Dan aku memohon kekuatan untuk bertahan hari ini
Karena aku mencintaimu entah ini salah atau benar
Dan meski aku tak bisa bersamamu malam ini
Dan meski hatiku di sisimu
****
“Ran? Randi? Kamu sehat, kan?” Panggil Bia membuyarkan lamunanku.
“Eh, iya, ada apa, Bi?”
“Kamu kenapa? Sakit? Tiba-tiba ngelamun gitu?”
“Engga, cuma lagi mikirin kamu hehehe…”
“Halah! Pulang, yuk! Sudah sore, nih.”
“Tapi makan dulu, ya? Laper.”
“Dimana?”
Nggak usah banyak tanya, ya, Bi. Kamu duduk manis aja di mobil, nanti juga sampai.”
“Iya, terserah kamu, Ran.”
Maaf, Bia, aku masih belum bisa jujur sama kamu tentang semua ini. Tentang semua yang aku rasa ke kamu. Aku belum siap. Aku yakin nanti akan ada waktunya untuk aku siap mengatakan semua ini ke kamu. Akan ada saatnya, Bia.
****
Aku tak ingin berlari tapi aku tak kuat menahannya, aku tak mengerti
Jika aku tidak ditakdirkan untukmu,
lalu mengapa hatiku mengatakan bahwa akulah takdirmu?
Adakah cara lain agar aku tetap ada dalam dekapanmu?
****










Song: If You're Not The One by Daniel Beddingfield