Jumat, 16 Mei 2014

L-O-V-E (part 2)

Love.
Love itu cinta.
Cinta itu rela berkorban. Rela menanti banget walaupun orang yg dicintainya itu masih dingin sikapnya. Nggak pernah nangis walaupun disakitin karna dia tau, mungkin orang yang dicintainya itu cuma khilaf. Cinta itu rela memberi dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan. Cinta itu namanya selalu ada di dalam doa yang dipanjatkan.
Ya itu hanya menurut saya yang sudah pernah saya posting di beberapa postingan yang lalu (bisa di scrolldown sendiri ya).

Saya belum benar-benar memahami apa itu cinta yang sebenarnya. Kata-kata "Cinta" selalu ada di setiap pikiran bahkan perkataan remaja zaman sekarang, jadi jangan heran jika kali ini saya membicarakan tentang "Cinta".

Saya hanya ingin bercerita dan berbagi pengalaman sedikit. Sebelumnya saya tidak tahu bahkan tidak percaya yang namanya cinta. Memang, saya sudah beberapa kali merasakan suka bahkan sayang terhadap seseorang (read: mantan) dulu. Tetapi rasa itu tidak lebih dari sekedar suka. Saya tidak mudah sayang terhadap seseorang, suka mungkin mudah tapi itu sudah kodrat. Rasa sayang tidak datang secepat rasa suka. Saya pernah mendeskripsikan tentang "Suka", "Sayang", dan "Cinta" pada postingan saya yang berjudul "L-O-V-E" (bisa discrolldown sendiri ya).

Yang lebih lucu (menurut saya), ketika saya kelas 11 SMA, saya mempunyai teman yang pacaran sudah bertahun-tahun dan dia sangat sayang bahkan 'cinta'. Saat mereka ada masalah, saya hanya berkata,
"Udahlah, cowok kaya gitu banyak, yang lebih baik juga banyak"
dan dia menjawab,
"Namanya juga udah sayang, Tan, udah cinta ya susah"
"Yaelah ntar juga lupa lama-lama"
"Lu belom pernah ngerasain yang namanya cinta apa? Udah SMA kali!"
"Gila penting banget apa?"
Seringan itu saya menjawab, dan saya pernah berpikir kembali apakah benar saya belum pernah merasakan cinta? Kalau begitu saya belum pernah  bertemu cinta pertama saya?

Ya, "Cinta Pertama". Siapa cinta pertama saya? Dulu saya tidak pernah tahu sampai suatu ketika..............saya merasakannya. Perasaan yang awalnya juga saya tidak tahu. Perasaan yang datang tiba-tiba. Perasaan yang hanya saya dan Tuhan yang mengetahuinya. Perasaan yang membuat saya tidak tenang. Perasaan yang membuat saya selalu mengingat hal-hal tentangnya. Perasaan yang selalu membuat saya salah tingkah. Perasaan yang sangat sederhana tetapi terlalu mewah untuk dirasakan. Perasaan yang membuat saya bodoh. Perasaan yang membuat saya terlalu baik. Perasaan yang membuat saya mudah untuk memaafkan. Perasaan yang..........terlalu banyak untuk dideskripsikan. Serumit inikah merasakan yang namanya cinta? Sesulit inikah mengontrol emosi ketika merasakan cinta? Terlalu banyak pertanyaan yang muncul ketika saya merasakannya. Dan ini sangat sulit untuk dijawab.

Sangat sederhana, sesederhana "dia". Dia yang membuat saya merasakannya. Dia yang membuat saya tidak tahu harus berbuat apa tapi dia juga yang membuat saya menjadi diri saya sendiri. Perasaan itu sangat sulit untuk dideskripsikan. Tidak butuh alasan yang spesifik untuk merasakannya karna cinta tidak butuh alasan. Sangat mudah memaafkan sehingga saya tidak dapat membedakan apakah saya terlalu baik atau terlalu bodoh? Sangat beda tipis. Air mata yang jatuh dengan mudah seolah-olah pertanda saya sudah merasakan cinta pertama. Awalnya saya tidak yakin dengan perasaan ini. Tapi semua yang saya alami ketika itu sudah menjadi bukti bahwa saya telah merasakan cinta pertama. Datang perlahan tanpa disadari dan sulit dihilangkan meskipun sudah mencobanya berkali-kali. Mudah memaafkan sekalipun itu kesalahan terbesar sehingga membuat mata sembab. Tak jarang pula membuat saya terlalu cepat mengambil keputusan sehingga tidak dipikir panjang konsekuensinya. Tapi itulah cinta. Saya harus menerima konsekuensi yang akan saya dapatkan, baik manis ataupun pahit. Dan apakah benar cinta pertama tidak akan kemana-mana?

Kadang saya berpikir, apakah benar orang ini yang membuat saya merasakan cinta? Apakah tidak ada orang lain lagi? Mengapa harus dia? Dan pertanyaan saya terjawab sudah ketika saya menemukan sebuah kutipan yang bertuliskan,

"Banyak orang di luar sana yang lebih baik dari pasanganmu, lalu kamu menjadi ragu. Kamu pikir kamu bisa mendapatkan yang lebih baik? Kamu lupa, banyak orang yang lebih baik dari kamu tapi dia memilihmu"

Ketika itu saya berpikir, ini sudah jalan Tuhan yang harus saya jalani dengan senyuman. Saya hanya ingin membuat orang-orang di sekitar saya bahagia dan tertawa bersama saya karna saya tahu, saya tidak cantik, saya tidak sesempurna mereka jadi saya ingin membuat orang-orang di sekitar saya tersenyum dengan apa yang saya lakukan.

Kutipan tentang cinta juga saya dapatkan lagi, seperti...


Yang namanya cinta tidak jauh dari perasaan kecewa. Ya, saya merasakan cinta dan saya juga pernah merasakan kecewa akibat cinta tersebut. Tapi kembali lagi, perasaan cinta yang menutupi itu semua. Perasaan yang sangat mudah untuk memaafkan. Entah terlalu baik atau bodoh, itulah cinta. Tidak melihat semua hal dari luarnya. Tidak hanya merasakan kecewanya saja. Tidak mudah untuk dianggap salah. Cinta selalu benar. Cinta tidak memandang segalanya karena itu ada istilah "Cinta Itu Buta".

Saya juga pernah melihat quotes dari seorang motivator yang terkenal yaitu Mario Teguh. Siapa yang tidak kenal Mario Teguh? Kata-katanya yang dapat memotivasi diri dan membuat setiap orang berpikir ulang dengan apa yang telah dilakukan. Quotesnya itu seperti,

"Jika seorang pria benar-benar mencintai, dia tidak akan cuek lebih dari 3 jam sebab sangat sulit menahan sakitnya merindu."
"Jika seorang pria benar mencintai, maka akan selalu membuatmu senang tanpa ada satu alasan pun membuatmu sedih karena rasa tangis itu membuatnya teriris."
"Jika seorang pria benar mencintai, dia akan selalu menemani dan memberi kabar sesibuk apapun dia karena yang paling penting kamu bahagia bersamanya."

Mengapa pria? Ya, karena saya seorang wanita yang sangat meragukan perasaan pria. Apakah dia benar-benar atau tidak. Tidak sedikit wanita yang mempunyai pikiran sama seperti saya. "Semua cowok sama aja!" itulah yang ada di pikiran beberapa wanita. Mengapa seperti itu? Ya karna itulah yang dirasakan sebagian besar dari waniita termasuk saya. Mungkin sudah takdirnya seperti itu atau bagaimana saya juga tidak tahu pastinya. Jangankan pria yang berandal, pria baik-baik saja kemungkinan juga bisa membuat hati seorang wanita sakit. Wanita tidak butuh lelaki yang perfect, tapi lelaki yang respect, bisa membuat wanita itu nyaman, tidak hilang-hilangan, tidak egois, dan setia. Jika lelaki itu setia, wanita bisa lebih setia daripada dia dan yang pasti wanita itu akan malas untuk membalas bbm/sms dari lelaki lain. Ini nyata. Sebagian besar wanita pasti seperti ini.

Saya ingin bercerita sedikit. Suatu ketika ada seseorang yang mengirimkan saya ini, 

Saya tidak mengerti mengapa dia mengirimkan ini kepada saya. Apakah ini benar tulus dari hatinya atau dia hanya iseng karna sudah menemukan quote baru yang indah? Hanya dia dan Tuhan yang tahu jawabannya. Jujur saja, ketika saya membacanya saya tidak langsung merasa ge-er dan berpikir wah buat gue nih kayanya aaaa! Tidak! Tidak sama sekali. Saya ingin lebih selektif untuk menerima sesuatu meskipun itu dari orang yang saya sayang. Bukan, bukan karena saya tidak sayang tapi saya wanita. Kebanyakan dari lelaki selalu 'menggampangkan' seorang wanita, dan saya tidak mau menjadi salah satu wanita yang mudah digampangi bahkan mudah dibodoh-bodohi.

And the last........
Don't waste your life tring to impress other people. Do what you love, love what you do!
Someday you'll understand that I'm seriously loving you.